Dunia Begitu Semrawut, atau Pikiranku yang Kalut?



"Ya, why is your spirit down these days?

Ya, straighten your shoulders, I'm by your side

Life doesn't go the way you want it to, uh?

Your heart doesn't go wherever you want it to, uh?

That's right, I guess I'm becoming an adult, I guess that's life

Everyone seems to be going ahead, I'm the only one that has stopped"

-English translation of Life Is Still Going On by NCT Dream-

Akhir-akhir ini, dunia berjalan begitu cepat. Orang-orang di sekitarku bergerak dengan cepat. Arusnya terasa, keberadaannya kuat menerpa. Aku selalu mencoba membaur, merasakan kelajuan yang sama agar sampai pada saat yang sama. Padahal, belum tentu tujuannya sama. Belum tentu beban yang dibawa sama beratnya. Belum tentu jarak tempuh yang perlu dilalui sama jauhnya. Belum tentu, jiwa dan ragamu mampu.

Belakangan, ada yang membaur bersama angin dini hari yang menyapu seluruh sudut ruangan. Mencekat, mengganggu, mengutuk "Kamu lambat, kamu bakalan bikin susah. Lihat, temanmu segera sampai. Kamu akan ditinggalkan. Kamu bisa apa?". 

Belakangan, ada yang terhanyut dalam pusaran pikiran dalam kepala. Menjerat, gelap, kemudian menggumpal menyebalkan. Aku ingin menguraikannya. Melalui tulisan ini salah satu upayanya.

Aku tidak menyukai kecepatan ini. Aku tidak menyukai ketidak-seimbangan tekanan ini. Aku tidak suka ikut terhanyut dalam arus yang bahkan aku sendiri tidak tahu bagaimana cara menyelamatkan diri ketika kapalku sendiri tenggelam. Aku perlu menahan diri, meredam keinginan untuk bergerak terlalu cepat karena ingin semata. Aku perlu menarik napas. Aku perlu bernapas lebih lega. Aku perlu menata jiwa dan raga. Aku perlu menguraikan pikiran.

Tidak apa tidak cepat. Tidak apa temanmu tiba duluan. Tidak apa akhirnya kamu sendirian. Yang penting kamu sehat, jiwa dan raga. Yang penting kamu hidup dengan tekanan secukupnya. Meskipun rasanya kamu tidak berharga, kamu harus membuat dirimu sendiri bahagia di depan sana kelak. 

Ini sulit. Aku banyak menangis. Aku ingin berhenti. Aku ingin semuanya berhenti, tapi aku belum nonton live konser NCT Dream. Aku belum bertemu Na Jaemin. Aku belum masak ramyeon resep Chenle bareng Khanifah. Aku belum pergi ke tempat yang udah dijanjiin bareng Afnan Karenina. Aku belum bisa lari dengan pace 6 menit. Aku ingin berhenti, tapi aku masih banyak keinginan yang harus dipenuhi.

Ini sangat sulit. Ketika sangat ingin berhenti, akhirnya aku hanya terbaring mengutuk diri sendiri tanpa energi untuk bangun menghadapi hari.

Nanti, siapa pun kamu, kalau kamu membaca dan merasakan yang sama, semoga setelah ini lekas tak apa, ya. Lekas nyaman dengan kecepatanmu sendiri. Nyaman dengan kemampuanmu sendiri. Apapun yang telah kamu mulai dan tengah kamu usahakan, kalo kata Khanifah, yang baik itu yang diselesaikan. Nggak perlu cepat-cepat. Takutnya kesandung atau ada yang tertinggal.

Ayo kembali hidup, sedikit lagi, hari demi hari, untuk harapan-harapan yang belum terjadi.


9 Mei 2022

Next
This is the current newest page
Previous
Next Post »
Thanks for your comment